Metode tugas atau kerja kelompok kelompok dapat diartikan sebagai metode kerja kelompok. Metode tugas kerja kelompok diberikan guru kepada siswa atas dasar perencanaan bersama. Dalam pengertian sempit bahwa “metode tugas kelompok adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan terlebih dahulu guru memberikan tugas kepada siswa secara kelompok. Jadi siswa disusun secara berkelompok dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan kegiatan belajar secara berkelompok” (Karo-karo, 1975: 35).
b. Langkah-Langkah Pelaksanaan Metode Tugas Kerja Kelompok
Metode tugas kelompok, pengorganisasian murid-murid menjadi kelompok; memainkan peranan penting agar hasil belajar dapat mencapai hasil yang memuaskan. Maka, dalam membentuk kelompok kita dapat menggunakan berbagai argumentasi ;
1) Ditinjau dari lamanya suatu kelompok berfungsi, kita membedakan adanya:
2) Kelompok Permanen; misalnya kelompok yang dibentuk untuk selama satu tahun.
3) Kelompok Temporer; misalnya kelompok yang dibentuk hanya untuk selama satu atau dua jam pelajaran dan lain sebagainnya.
======================================
======================================
Ditinjau dari komposisi anggota kelompok, kita membedakan adanya sebagai berikut.
1) Kelompok Heterogen.
2) Kelompok Homogen.
Kelompok heterogen dan kelompok homogen dapat pula dilanjutkan pembagiannya ke dalam bentuk sebagai berikut.
a) Kelompok heterogen menurut jenis kelamin.
b) Kelompok heterogen menurut taraf kecerdasan.
c) Kelompok homogen jenis kelamin.
d) Kelompok homogen menurut taraf kecerdasan (Salahudin, 1999: 56).
Membentuk suatu kelompok murid, yang terbaik adalah setelah kelompok terbentuk, semua anggota kelompok itu dapat bekerja sama secara harmonis.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan setelah suatu kelompok terbentuk, yakni:
a) Relasi intra (antara anggota-anggota) kelompok dan inter (antara) kelompok-kelompok harus tetap dijaga agar harmonis.
b) Setiap anggota kelompok mengetahui dan meyakini tujuan kelompoknya.
c) Adanya pengertian dari semua murid, bahwa pengelompkkan ke dalam kelompok-kelompok hanya merupakan alat dan bukan tujuan. Maka semangat kesatuan kelas tidak boleh di dominasi oleh rasa kelompok yang sempit (kelompok-isme), sehingga timbul rasa, bahwa kelompoknyalah yang terbaik.
d) Jumlah anggota dalam setiap kelompok jangan terlalu besar, tetapi juga jangan terlalu kecil (Salahudin, 1999:57).
Walaupun pengorganisasian kelas ke dalam kelompok-kelompok merupakan usaha agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien, tetapi berhasil atau tidaknya kerja kelompok juga ditentukan oleh faktor-faktor seperti :
a) Keadaan taraf kecerdasan setiap anggota kelompok.
b) Keadaan minat, bakat, keterampilan dan keaktifan dari masing-masing anggota kelompok.
c) Hubungan emosional antara anggota kelompok, serta sifat/tabiat dan watak dari anggota-anggota kelompok.
d) Motivasi yang mendorong kelompok dalam membimbing anggota-anggota kelompoknya.
e) Pengaruh guru kelas itu sendiri yang secara tidak sengaja telah memepengaruhi kepribadian murid-muridnya (Salahudin, 1999:57).
Metode kerja kelompok (gotong royong) ini sesungguhnya amat erat hubungannya dengan metode diskusi. Sebab digunakannya metode ini di dasarkan atas praduga, bahwa suatu problema akan lebih baik dipecahkan dalam suatu kelompok, dari pada hanya dipikirkan oleh seorang saja. juga, luas dan dalamnya peninjauan terhadap suatu problema akan lebih luas dan mendalam, sehingga lebih dapat dipertanggungjawabkan, oleh karena benar-benar telah dibahas dengan teliti dan ditinjau dari berbagai segi-segi, sesuai dengan pandangan dan pengalaman dari masing-masing kelompok.
Metode kerja kelompok (gotong-royong), tepat digunakan untuk pendidikan matematika, karena memiliki keistimewaan-keistimewaan sebagai berikut :
a) Murid-murid lebih mudah diawasi dan dibimbing, karena di kumpulkan dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil dari pada kelas.
b) Membina semangat bekerja sama yang sehat.
c) Ditinjau dari segi psikologis, bahwa kerja kelompok dapat membangkitkan semangat bersaing yang sehat diantara kelompok-kelompok.
d) Pokok-pokok pikiran yang telah diperbincangkan dan dibahas dalam kelompok kecil, akan merupakan pendapat yang lebih matang dan dapat dipertanggungjawabkan, jika dibandingkan buah pikiran sendiri.
e) Mempercepat penyelesaian pemecahan suatu problema, karena dipikirkan oleh beberapa orang secara bersama-sama.
Penggunaan metode tugas kelompok agar dapat mencapai sasarannya, guru matematika harus memperhatikan langkah-langkah pelaksanannya sebagai berikut:
a) Guru membagi murid-murid ke dalam kelompok-kelompok dengan mempertimbangkan minat dan kemampuan murid-murid.
b) Hendaknya diusahakan, agar jumlah masing-masing anggota kelompok tidak terlalu besar (cukup terdiri dari 4 atau 5 orang).
c) Jumlah anggota setiap kelompok hendaknya seimbang dan merata dalam hal perbandingan murid yang pandai, dan yang kurang pandai, pertimbangan anggota pria dan wanita yang lain sebagainnya.
Ulih Bukit Karo-Karo, dkk, dalam bukunya yang berjudul Metodologi Pengajaran (1981:57), menyebutkan bahwa jalannya pengajaran metode tugas kelompok adalah sebagai berikut.
a) Guru mengelompokkan siswa. Jumlah kelompok dan jumlah anggota kelompok harus sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai.
b) Guru memberikan tugas kepada siswa dalam kelompok untuk dipelajari/dikerjakan.
c) Siswa (dalam kelompoknya) mempelajari/mengerjakan tugas. Pada waktu siswa sibuk, guru mendatangi kelompok-kelompok baik untuk merangsang maupun untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menjaga agar pelajar tetap tertib.
d) Guru bersama siswa menilai. Penilaian tidak hanya terhadap hasil yang diperoleh tetapi juga terhadap cara bekerjasama (proses). Penilaian ini perlu pula ditujukan kepada tugas/bahan pelajaran, terhadap kelompok dan terhadap kelas serta terhadap masing- Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kerja kelompok ada bermacam-macam, yaitu sebagai berikut.
a) Kecerdasan Pelajar.
Kelompok yang terdiri dari pelajar yang cerdas akan lebih berhasil daripada kelompok pelajar yang sedang/kurang karena mereka dapat membuat rencana yang tepat, mengumpulkan fakta dengan cepat serta menarik kesimpulan.
b) Hubungan antar Anggota Kelompok.
Hubungan antar anggota kelompok, anggota dengan pimpinan kelompok tidak baik misalnya saling curiga mencurigai, tidak saling percaya, maka perasaan kelompok dan tanggung jawab tidak terbentuk dan tidak terwujud. Akibatnya setiap anggota akan bekerja sendiri-sendiri, dan hasil perorangan itu sukar dipersatukan karena garis besar atau pokok-pokok yang di ikuti juga tidak sama
c) Asing atau tidaknya tugas yang dipelajari atau dikerjakan.
Materi tugas yang akan dikerjakan bersifat masih asing bagi siswa, maka tidak akan dapat dikerjakan. Ada kemungkinan pola dan cara bekerja serta pengalaman atau pengetahuan yang telah dikuasai tidak dapat mewujudkan tujuan, karena ada faktor kesulitan.
d) Motif atau dorongan yang ada pada siswa.
Sesuatu yang dipandang tidak berguna, sesuatu yang tidak sesuai dengan minat serta kebutuhan pelajar tentu mengurangi aktivitas pelajar. Dengan kurangnya aktivitas ini maka hasil yang diperoleh tentu tidak optimal.
e) Tingkat kesukaran bahan.
Bahan yang sukar dipelajari, maka hasil belajar akan sedikit. Materi pelajaran yang terlalu sukar dan belum dijelaskan guru atau kurangnya penjelasan guru terhadap sesuatu tugas yang akan dikerjakan akan menyulitkan siswa dalam menyelesaikan tugas.
f) Pimpinan kelompok.
Pimpinan yang membagi tugas tidak adil, tidak efisien (tidak sesuai dengan minat dan kemampuan, tidak tepat), tidak mengarahkan anggota, tidak menolong anggota yang membutuhkan pertolongan, maka hasil kelompoknya tidak / kurang optimal.
g) Persaingan yang sehat antar kelompok.
Diketahui arti metode tugas kelompok, manfaat dan kebaikan- kebaikannya, jalannya pengajaran dengan metode tugas kelompok serta faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tugas kelompok, maka perlu dibicarakan jenis-jenis tugas kelompok dan dasar-dasar yang dipakai untuk membentuk kelompok-kelompok.
Ditinjau dari waktu bekerjannya kelompok-kelompok maka kita mendapatkan jenis kelompok jangka pendek (buzz group = rapat kilat) dan kelompok jangka panjang. Diantara kelompok jangka pendek dengan kelompok jangka panjang sering pula terdapat kelompok jangka sedang (medium term group). Kelompok jangka pendek (short term group) biasanya berfungsi mengatasi kesulitan-kesulitan tertentu dalam waktu paling lama 15 menit.
Kelompok jangka panjang (long term group) biasanya berfungsi dalam waktu lama untuk mengerjakan tugas-tugas yang banyak (hubungkan dengan metode unit). Apabila dintinjau dari banyaknya anggota maka ada kelompok kecil dan kelopok besar. Kelompok kecil biasanya beranggotakan antara 2 – 3 orang, sedangkan kelompok yang ideal biasanya beranggotakan 4-5 orang, sudah termasuk pemimpin karena pimpinan merangkap sebagai anggota.
Dasar-dasar yang digunakan guru untuk membentuk kelompok antara lain sebagai berikut.
a) Kemampuan.
Siswa yang diperkirakan berkemampuan sama/agak sama dimaksudkan dalam kelompok (kelompok tersendiri). Apabila dalam suatu kelas ada 14 siswa yang berkemampuan sama, maka mereka dikelompokkan menjadi 3 atau 4 kelompok. Apabila perlu, siswa yang berkemampuan berbeda dikelompokkan dalam suatu kelompok.
b) Jenis kelamin.
Anggota-anggota dari suatu kelompok sebaiknya terdiri dari dua jenis kelamin (pria dan wanita). Ini perlu dan baik sebab dalam masyarakat pria dan wanita perlu bekerja sama.
c) Fasilitas.
Buku pelajaran dan alat praktikum tidak mencukupi, maka pelajaran di kelompok-kelompokkan; kelompok tertentu menerima pelajaran dengan membaca atau mengadakan eksperimen sedangkan kelompok yang lain menerima informasi-informasi dari guru. Kelompok-kelompok ini akan saling berganti menerima informasi atau mengadakan percobaan.
d) Meningkatkan partisipasi/menggiatkan pelajaran.
Apabila partisipasi dari pelajaran hendak diwujudkan maka para pelajar itu dimasukkan ke dalam kelompok-kelompok, dengan demikian siswa akan berpartisiapasi untuk menyelesaikan sebagian dari tugas pokok.
e) Pembagian pekerjaan.
Kelompok yang di dasarkan pada pembagian pekerjaan ini perlu di adakan untuk menyelesaikan bagian-bagian dari bahan pelajaran / tugas yang harus selesai pada waktu yang sama.
c. Kelemahan dan Kelebihan Metode Tugas Kelompok
Menurut Salahudin (1999:55) kelebihan metode ini adalah murid-murid lebih mudah diawasi dan dibimbing karena dikumpulkan dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil daripada kelas, membina semangat berkerjasama secara sehat, secara psikologis tugas kelompok dapat membangkitkan semangat bersaing secara sehat diantara kelompok-kelompok, dalam penyelesaian tugas anggota kelompok lebih memungkinkan aktif karena anggotanya sedikit, mempercepat penyelesaian tugas bila dibandingkan secara mandiri dan anak yang pandai dapat menuntun temannya yang kurang pandai sehingga terjadi interaksi sehat dan aktif. Sebaliknya jika anggota kelompok terlalu banyak maka akan menghambat penyelesaian tugas karena justru kurang efektif, adanya sikap mengandalkan dan adanya kegaduhan. Anggota kelompok sebaiknya seimbang dan merata dalam perbandingan murid yang pandai, sedang dan kurang pandai serta perlu memperhatikan perimbangan pria dan wanita.
Metode bagian dari strategi pembelajaran. Strategi sebagai keputusan-keputusan bertindak yang diarahkan dan keseluruhannya diperlukan untuk mencapai tujuan ( Sheriy . 1978 ). Konsep Strategi telah digunakan di dalam pendidikan. Strategi dalam proses belajar mengajar merupakan suatu rencana (mengandung serangkaian aktifitas) yang dipersiapkan secara seksama untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu strategi belajar mengajar merupakan suatu kegiataan yang memelihara konsistensi dan kekompakan setiap komponen pengajaran yang tidak hanya terjadi pada tahap implementasi, bahkan pada tahap pelaksanaan evaluasi.
Pembelajaran sebagai suatu system lingkungan belajar yang terdiri dari 6 komponen yaitu ; tujuan, bahan pelajaran, srategi (Metode), alat, siswa dan guru. Komponen menjadi bahan pertimbangan didalam memilih strategi belajar mengajar. Strategi Belajar mengajar heuristik merupakan strategi belajar mengajar yang mengarah pada pengembangan mental dan sosial siswa. Dengan strategi heuristik siswa sebagai pencari pesan dan pengolah pesan ( materi pelajaran ). Guru berperan sebagai pembimbing kegiatan belajar siswa. Jadi aktifitas pembelajaran lebih ditekankan pada siswa dari pada guru.
Strategi belajar mengajar tidak menempatkan guru berada di depan dan menarik siswa untuk mengikutinya, tetapi menempatkan siswa berada di depan, guru menggerakkan, memotivasi, membantu siswa bila mengalami kesulitan, akan tetapi siswa sendiri yang menemukan pesan tersebut (H. Udin S. Winataputra,dkk 1997 : 2.32 – 2.36 ) Strategi ini membentuk sikap positif antara lain : kreatif, kritis, motivatif, percaya diri, terbuka, dan mandiri.
Share This :
comment 0 comments
more_vert