Pengertian Gaya belajar siswa
Gaya belajar siswa merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam belajar. Setiap siswa tentu memiliki gaya belajar yang berbeda. Mengetahui gaya belajar siswa yang berbeda ini dapat membantu para guru dalam menyampaikan bahan pembelajaran kepada semua siswa shingga hasil belajar akan lebih efektif.
Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dalam bukunya Quantum Learning halaman 110-111, gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi”.
Sedangkan menurut James dan Gardner dalam bukunya “Gaya belajar’ halaman 42 “gaya belajar adalah cara yang kompleks dimana para siswa menganggap dan merasa paling efektif dan efisien dalam memproses, menyimpan dan memanggil kembali apa yang telah mereka pelajari”.
Dunn dan Dunn dalam bukunya Psikologi Pendidikan (Sugihartono: 2007:53 menjelaskan bahwa : “gaya belajar merupakan kumpulan karakteristik pribadi yang membuat suatu pembelajaran efektif untuk beberapa orang dan tidak efektif untuk orang lain”. Berati gaya belajar berhubungan dengan cara anak belajar, serta cara belajar yang paling disukai.
Menurut Nasution dalam bukunya Berbagai Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar, ( 2009:94) gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi,
cara mengingat, berfikir dan memecahkan soal
Berdasarkan beberapa definsi di atas, Gaya belajar dapat disimpulkan sebagai cara seseorang dalam menerima hasil belajar dengan tingkat penerimaan yang optimal dibandingkan dengan cara yang lain. Setiap orang memiliki gaya belajar masing-masing. Pengenalan gaya belajar sangat penting. Bagi guru dengan mengetahui gaya belajar tiap siswa maka guru dapat menerapkan tekhnik dan strategi yang tepat baik dalam pembelajaran maupun dalam pengembangan diri. Hanya dengan penerapan yang sesuai maka tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Seorang siswa juga harus memahami jenis gaya belajarnya. Dengan demikian, ia telah memiliki kemampuan mengenal diri yang lebih baik dan mengetahui kebutuhannya. Pengenalan gaya belajar akan memberikan pelayanan yang tepat terhadap apa dan bagaimana sebaiknya disediakan dan dilakukan agar pembelajaran dapat berlangsung optimal.
=========================================
=========================================
Jenis atau Tife Gaya belajar siswa
Secara realita jenis gaya belajar seseorang merupakan kombinasi dari beberapa gaya belajar. Di sini kita mengenal ada tiga gaya belajar, yaitu: gaya belajar visual, auditori, dan kinetetik. Masing-masing gaya belajar terbagi dua, yaitu: yang bersifat eksternal (tergantung media luar sebagai sumber informasi) dan yang bersifat internal (tergantung pada kemampuan kita bagaimana mengelola pikiran dan imajinasi) (Didang, 2006).
Gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran (Slamento,2003).
Sedangkan dalam buku Quantum Learning, gaya belajar sesorang hanya dibagi dalam 3 jenis atau modalitas belajar seseorang yaitu : 1) gaya belajar atau 2) Gaya belajar atau modalitas visual; 2) Gaya belajar auditori atau kinestetik. Ketiga gaya belajar tersebut dikenal dengan istilah VAK. Dalam prakteknya masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modlaitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya.
1. Visual (belajar dengan cara melihat)
Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan ketajaman mata/penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa paham. Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan juga menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya.
Gaya Belajar Siswa Tife Visual |
Siswa yang memiliki gaya belajar visual menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Selain itu, ia memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja biasanya ia memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
Ketajaman visual, lebih menonjol pada sebagian orang, sangat kuat dalam diri seseorang. Alasannya adalah bahwa “di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera lain”. Sedangkan menurut objeknya “masalah penglihatan digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu melihat bentuk, melihat dalam dan melihat warna”.
a) Ciri-ciri gaya belajar visual :
1) Bicara agak cepat
2) Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
3) Tidak mudah terganggu oleh keributan
4) Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
5) Lebih suka membaca dari pada dibacakan
6) Pembaca cepat dan tekun
7) Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
8) Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
9) Lebih suka musik dari pada seni
10) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya
b) Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
2. Gaya belajar Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Gaya Belajar Siswa tefe Auditoei |
Metode pembelajaran yang tepat untuk pembelajar model seperti ini harus memperhatikan kondisi fisik dari pembelajar. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari. Dan “ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita menjadi aktif”.
a. Ciri-ciri gaya belajar auditori :
1) Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
2) Penampilan rapi
3) Mudah terganggu oleh keributan
4) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
5) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
6) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
7) Biasanya ia pembicara yang fasih
8) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
9) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
10) Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
11) Berbicara dalam irama yang terpola
12) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara
b) Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannyasebelum tidur.
Gaya Belajar Siswa Tife Kinestetik |
Gaya belajar kinestetik merupakan aktivitas belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Pembelajar tipe ini mempunyai keunikan dalam belajar yaitu selalu bergerak, aktivitas panca indera, dan menyentuh. Pembelajar ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Mereka merasa bisa belajar lebih baik jika prosesnya disertai kegiatan fisik. Siswa dengan tipe ini suka coba-coba dan umumnya kurang rapi serta lemah dalam aktivitas verbal.
a) Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
1) Berbicara perlahan
2) Penampilan rapi
3) Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
4) Belajar melalui memanipulasi dan praktek
5) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
6) Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
7) Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
8) Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
9) Menyukai permainan yang menyibukkan
10) Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
11) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
b) Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
1. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
5. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
Sedangkan menurut Fleming dan Mills dalam Slamento (2003) mengajukan kategori gaya belajar (Learning Style) dalam empat bentul Visual, Auditory, Read-write, Kinestetic yang dikenal dengan singkat VARK. Berikut ini penjelasan gaya belajar (Learning Style) menurut Fleming dan Mills:
1. Gaya Visual (V)
Visiual learning (Gaya Belajar Visual) adalah gaya belajar dengan cara melihat sehingga mata memegang peranan penting. Gaya belajar secara visual dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan melihat gambar, diagram, peta, poster, grafik, data teks seperti tulisan, dan sebagainya
Kecenderungan Gaya Belajar Visual biasanya meliputi menggambarkan informasi dalam bentuk peta, diagram, garfik, flow chart dan symbol visual seperti panah, lingkaran, hirarki dan materi lain yang digunakan instruktur untuk mempresentasikan hal-hal yang dapat disampaikan dalam kata-kata. Hal ini mencakup juga desain, pola, bentuk dan format lain yang digunkan untuk menandai dan menyampaikan informasi.
Orang-orang yang memiliki Gaya Belajar Visual mempunyai ciri-ciri atau karakteristik antara lain: 1) Senantiasa melihat bibir guru yang sedang mengajar; 2) Menyukai instruksi tertulis, foto dan ilustras untuk dilihat; 3) Saat petunjuk untuk melakukan sesuatu diberikan biasanya kan melihat teman-teman lainnya baru dia sendiri bertindak; 4) Cenderung menggunakan gerakan tubuh untuk mengekspresikan atau mengganti sebuah kata saat mengungkapkan sesuatu; 5) Kurang menyukai berbicara di depan kelompok dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain; 6) Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan; 7) Menyukai diagram, kalender maupun grafik time-line untuk mengingat bagian peristiwa; 8) Selalu mengamati seluruh elemen fisik dari lingkungan belajar; 9) Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan; 10) Biasanya tipe ini dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut atau ramai tanpa merasa terganggu; 11) Mengorganisir materi belajarnya dengan hati-hati; 12) Berusaha mengingat dan memahami menggunakan diagram, table dan peta; 13) Mempelajari materi dengan membaca catatan dan membuat ringkasan
Berdasarkan cirri-ciri Gaya Belajar Visual, maka sarana atau media yang cocok untuk Gaya belajar Tife Visual Learner ini antara lain: 1) Guru yang menggunakan bahasa tubuh atau gambar dalam keadaan menerangkan; 2) Media gambar, video, poster dan sebagainya; 3) Buku yang banyak mencantumkan diagram atau gambar; 4) Flow chart; 5) Grafik; 6) Menandai bagian-bagian yang penting dari bahan ajar dengan menggunakan warna yang berbeda; 7) Symbol-simbol visual. Oleh karena itu kenali cirri-ciri Gaya belajar siswa agar guru dapat memilih sarana atau media yang tepat
Adapun Strategi belajar untuk Gaya belajar Tife Visual Learner menurut Mansur HR adalah sebagai berikut: (a) Biarkan mereka duduk di bangku paling depan, sehingga mereka bisa langsung melihat apa yang dituliskan atau digambarkan guru di papan tulis. (b) Buatlah lebih banyak bagan-bagan, diagram, flow-chart dalam menjelaskan sesuatu. (c) Putarkan film. (d) Minta mereka untuk menuliskan poin-poin penting yang harus dihapalkan. (e) Gunakan berbagai ilustrasi dan gambar. (f) Tulis ulang apa yang ada di papan tulis. (g) Gunakan warna-warni yang berbeda pada tulisan.
2. Aural atau Auditory Learning (A)
Gaya Belajar Auditori adalah gaya belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan indra telinga. Oleh karena itu mereka sangat mengandalkan telinganya untuk mencapai kesuksesan belajar, seperti mendengarkan ceramah, radio, berdialog, berdiskusi dan sebagainya Gaya Belajar ini menggambarkan preferensi terhadap informasi yang didengar atau diucapkan. Siswa dengan modalitas ini belajar secara maksimal dari ceramah, tutorial, tape diskusi kelompok, bicara dan membicarakan materi. Hal ini mencangkup berbicara dengan suara keras atau bicara kepada diri sendiri.
Berdasarkan penjelasan di atas, cirri-ciri atau karakteristik gaya belajar Auditory Learner antara lain : 1) Mampu mengingat dengan baik apa yang mereka katakana maupun yang orang lain sampaikan; 2) Mengingat dengan baik dengan jalan selalu mengucapkan dengan nada keras dan mengulang-ulang kalimat; 3) Sangat menyukai diskusi kelompok; 4) Menyukai diskusi yang lebih lama terutama untuk hal-hal yang kurang mereka pahami; 5) Mampu menginngat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas; 6) Mengenal banyak sekali lagu atau iklan TV dan bahkan dapat menirukannya secara tepat dan komplit; 7) Suka berbicara; 8) Kurang suka tugas membaca (dan pada umumnya bukanlah pembaca yang baik); 9) Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya; 10) Kurang dalam mengerjakan tugas mengarang atau menulis; 11) Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya seperti: hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman yang baru dsb; 12) Sukar bekerja dengan tenang tanpa menimbulkan suara; 13) Mudah terganggu konsentrasi karena suara dan juga susah berkonsentrasi bila tidak ada suara sama sekali
Sesuai dengan cirri-ciri tersebut, media atau sarana yang cocok untuk gaya belajar tife Aural atau Auditory Learning antara lain: 1) Menghadiri kelas; 2) Diskusi; 3) Membahas suatu topic bersama dengan teman; 4) Membahas suatu topic bersama dengan guru; 5) Menjelaskan ide-ide baru kepada orang lain; 6) Menggunakan perekam; 7) Mengingat cerita, contoh atau lelucon yang menarik; 8) Menjelaskan bahan yang didapat secara visual (gambar, power point dsb)
Adapun Strategi belajar untuk gaya belajar tife Aural atau Auditory Learning menurut Mansur HR adalah sebagai berikut: (a) Gunakan audio dalam pembelajaran (musik, radio, dan lain lain), (b) Saat belajar, biarkan mereka membaca dengan nyaring dan suara keras. (c) Seringlah memberi pertanyaan kepada mereka. (d) Membuat diskusi kelas. (e) Menggunakan rekaman. (f) Biarkan mereka menjelaskan dengan kata-kata. (g) Biarkan mereka menuliskan apa yang mereka pahami tentang satu mata pelajaran. (h) Belajar berkelompok.
3. Read – Write
Selain gaya belajar yang menekankan pada aspek mendengar, terdapat juga gaya belajar yang lebih banyak aspek membaca dan menulis. Pada sesorang yang memiliki gaya belajar seperti ini ia akan lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan cara membaca atau menulis. Adapun sarana atau media yang cocok untuk gaya belajar tife Read – Write, antara lain: Kamus, Handout, Buku teks, Catatan, Daftar, Essay, Membaca buku manual dan berbagi jenis kegiatan lain yang berhubungan dengan membaca dan menulis.
Adapun Strategi belajar untuk gaya belajar tife Read – Write, antara lain 1) Tuliskan kata-kata secara berulang-ulang; 2) Baca catatan Anda (dengan sunyi) secara berkali-kali; 3) Tulis kembali ide atau informasi dengan kalimat yang berbeda; 4) Terjemahkan semua diagram, gambar, dan sebagainya ke dalam kata-kata
4. Kinestetic atau Tactile Learner (K)
Gaya Belajar Kinestetik) adalah cara belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan melakukan gerakan, sentuhan, praktik atau pengalaman belajar secara langsung Gaya Belajar ini mengarah pada pengalaman dan latihan (simulasi atau nyata, meskipun pengalaman tersebut melibatkan modalitas lain. Hal ini mencakup demonstrasi, simulasi, video dan film dari pelajaran yang sesuai aslinya, sama halnya dengan studi kasus, latihan dan aplikasi.
Berdasarkan penjelasan di atas, cirri atau karakteristiknya Gaya belajar Kinestetic atau Tactile Learner, antara lain; 1) Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya; 2) Sulit untuk berdiam diri; 3) Suka mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan; 4) Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik; 5) Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar; 6) Mempelajari hal-hal yang abstrak (symbol matematika, peta dsb); 7) Mengingat secara baik bila secara fisik terlibat aktif dalam proses pembelajaran; 8) Menikmati kesempatan untuk menyusun atau menangani secara fisik materi pembelajaran; 9) Sering berusaha membuat catatan hanya untuk menyibukkan diri tanpa memanfaatkan hasil catatan tersebut; 10) Menyukai penggunaan computer 11) Mengungkapkan minat dan ketertarikan terhadap sesuatu secara fisik dengan bekerja secara antusias; 12) Sulit apabila diminta untik berdiam diri atau berada disuatu tempat untuk beberapa lama tanpa aktifitas fisik; 13) Sering bermain-main dengan benda disekitarnya sambil mendengarkan atau mengerjakan sesuatu
Berdasarkan cirri-ciri tersebut, Media atau sarana yang dapat digunakan untuk Gaya belajar Kinestetic atau Tactile Learner, antara lain 1) Menggunakan seluruh panca indera : penglihatan, sentuhan, pengecap, penciuman, pendengaran; 2) Laboratorium; 3) Kunjungan lapangan; 4) Pembicara yang memberikan contoh kehidupan nyata; 5) Pengaplikasian; 6) Pameran, sampel, fotografi; 7) Koleksi berbagai macam tumbuhan, serangga dan sebagainya
Adapu strategi belajar untuk gaya belajar tife Kinestetic atau Tactile Learner, menurut Mansur HR adalah sebagai berikut: (a) Perbanyak praktek lapangan. (b) Melakukan demonstrasi atau pertunjukan langsung terhadap suatu proses. (c) Membuat model ataucontoh-contoh. (d) Belajar tidak harus duduk secara formal, bisa dilakukan dengan duduk dalam posisi yang nyaman, walaupun tidak biasa dilakukan oleh murid-murid yang lain. e) Perbanyak praktek di laboratorium. (f) Boleh menghapal sesuatu sambil bergerak, berjalan atau mondar-mandir misalnya. (g) Perbanyak simulasi dan role playing. (h) Biarkan murid berdiri saat menjelaskan sesuatu.
Cara Untuk Mengenal Atau Mengetahui Gaya Belajar Siswa
Cara untuk mengenal atau mengetahui gaya belajar siwa menurut Wijaya Kusumah dalam http://www.gayabelajar.net bisa kita lakukan antara lain melalui:
1) Menggunakan observasi secara mendetail terhadap setiap peserta didik melalui penggunaan berbagai metode belajar mengajar di kelas. Untuk mengenal peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditori, gunakanlah metode ceramah secara umum. Selanjutnya perhatikan dan catatlah peserta didik yang betah mendengarkan dengan tekun hingga akhir. Dari sini kita bisa mengklasifikasikan secara sederhana tipe-tipe peserta didik dengan gaya auditori yang lebih menonjol.
2) Dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan proses penyatuan bagian-bagian yang terpisah, misalnya menyatukan model rumah yang bagian-bagiannya terpisahkan. Ada tiga pilihan cara yang bisa dilakukan dalam menyatukan model rumah ini, (1) adalah melakukan praktek langsung dengan mencoba menyatukan bagian-bagian rumah ini setelah melihat potongan-potongan yang ada; (2) adalah dengan melihat gambar desain rumah secara keseluruhan, baru mulai menyatukan; dan (3) adalah membaca petunjuk tertulis langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun rumah tersebut dari awal hingga akhir.
3) Melakukan survey atau tes gaya belajar. Tes gaya belajar ini biasanya menggunakan jasa konsultan atau psikolog tertentu. Karena tes gaya belajar ini menggunakan metodologi yang sudah cukup teruji, biasanya survey atau tes gaya belajar semacam ini mempunyai akurasi yang tinggi sehingga memudahkan bagi guru untuk segera mengenal gaya belajar peserta didik.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya belajar siswa
Menurut Rita Dunn dalam (Sugihartono, 2007) pelopor di bidang gaya belajar yang lain telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi Gaya belajar siswa, dianatranya: fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang dapat belajar dengan baik dalam cahaya yang terang, sedangkan yang lain baru dapat belajar jika pencahayaan suram. Ada sebagian orang paling baik menyelesaikan tugas belajarnya dengan berkelompok, sedangkan yang lain lebih memilih belajar sendiri karena dirasa lebih efektif. Sebagian orang memilih belajar dengan latar belakang iringan musik, sementara yang lain tidak dapat belajar kecuali jika dalam suasana sepi. Ada orang yang memilih lingkungan kerjanya teratur dengan rapi, tetapi yang lain selalu menggelar segala sesuatunya agar semuanya dapat terlihat.
Sedangkan menurut David Kolb dalam Ghufron dan Risnawati, Gaya belajar siswa dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan atau habit, serta berkembang sejalan dengan waktu dan pengalaman.
Berdasarkan penjelasan di atas, banyak faktor yang dapat mempengaruhi cara dan gaya belajar siswa. Di samping faktor yang ada di dalam diri orang itu sendiri (faktor intern), banyak pula faktor-faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri (faktor ekstern).
1) Faktor-faktor intern yang mempengaruhi gaya belajar siswa
a) Faktor jasmaniah
Faktor jasmaniah mencakup dua bagian yaitu kesehatan dan cacat tubuh. Faktor kesehatan berpengaruh pada kegiatan belajar. Proses belajar akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk bila badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan pada alat indera serta tubuh. Sedangkan cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat itu bisa berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, lumpuhdan lain-lain. Keadaan cacat tubuh demikian juga mempengaruhi kegiatan belajar seseorang.
b) Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan
Kelelahan pada manusia walaupun susah dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan menurunya daya tahan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kurangnya minat belajar, kelesuan dan kebosanan untuk belajar, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Faktor kelelahan dalam diri seseorang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu cara atau gaya belajar yang berbeda.
2) Faktor-faktor ekstern
a) Faktor keluarga
Seseorang yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tu a mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang akan mempengaruhi cara atau gaya belajar siswa antara lain metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin atau tata tertib sekolah, suasana belajar, standar pelajaran, keadaan gedung, letak sekolah, dan lainnya. Faktor guru misalnya, kepribadian guru, kemampuan guru memfasilitasi siswa dan hubungan antara guru dengan siswa turut mempengaruhi cara atau gaya belajar siswa.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga mempengaruhi terhadap gaya belajar siswa. Faktor-faktor masyarakat yang mempengaruhi cara atau gaya belajar siswa meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Pentingnya Mengetahui Gaya belajar Siswa
Pertama, guru. Dengan mengetahui gaya belajar peserta didiknya, guru bisa memilih metode mengajar dan media pendidikan yang cocok bagi peserta didiknya. Dalam hal ini, dituntut kreativitas guru dalam memvariasikan metode mengajar dan dalam hal pemilihan media pendidikan. Dengan demikian, diharapkan perbedaan gaya belajar diantara peserta didik mampu diakomodir dengan baik.
Nasution (2003:115) menyatakan bahwa, berbagai macam metode mengajar telah banyak diterapkan dan diujicobakan kepada Siswa untuk memperoleh hasil yang efektif dalam proses pembelajaran. Pada kenyataannya tidak ada satu metode mengajar yang lebih baik daripada metode mengajar yang lain. Jika berbagai metode mengajar telah ditetapkan dan tidak menunjukkan hasil yang diharapkan, maka alternatif lain yang dapat dilakukan oleh guru secara individual dalam proses pembelajaran yaitu atas dasar pemahaman terhadap gaya belajar Siswa.
Bobbi dePorter dan Hernacki (2003: 110) menyebutkan bahwa mengetahui gaya belajar yang berbeda telah membantu para guru dimana pun untuk dapat mendekati semua atau hampir semua murid hanya dengan menyampaikan informasi dengan gaya yang berbeda-beda.
Kedua, orang tua. Bagi orang tua dengan mengetahui gaya belajar anaknya, memungkinkan bagi mereka untuk menyediakan fasilitas belajar yang sesuai dengan gaya belajar anak-anak mereka di rumah. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan buku-buku serta gambar bagi anak dengan gaya belajar visual, menyediakan kaset-kaset pelajaran dan sering berdiskusi dengan anak yang bergaya belajar auditori, dan menyediakan alat-alat praktek bagi anak yang kecenderungan bergaya belajar kinestetik.
Ketiga, peserta didik. Dengan mengetahui gaya belajar sendiri, peserta didik bisa menciptakan suasana yang disenanginya untuk belajar. Apakah itu dengan menyetel musik, berdiskusi dengan teman atau orang tua, dan lain sebagainya. Dengan demikian diharapkan motivasi belajar peserta didik bisa meningkat.
====================================================================
Share This :
comment 0 comments
more_vert